Kamis, 05 Januari 2012

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN JANGKAUAN EPIDEMIOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai ilmu mengenai epidemic. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam perkembangannya yang selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga pada saat ini epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu mengenai penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkunganya. Mencakup juga ilmu mengenai pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. (Soekidjo,2003).
Perkembangan mengenai pengertian epidemiologi ini karena transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan pola social ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan kesehatan masyarakat. Pergeseran pola penyakit dari penyakit-penyakit menular kearah penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), penyakit kanker dan penyakit gangguan jiwa yang banyak diderita masyarakat saat ini. Sehingga pengertian dari yang pada mulanya hanyalah menekankan pada penyakit-penyakit menular ( pencegahan dan epidemiologi pemberantasan penyakit menular), kini berkembang mempelajari masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau sekelompok manusia mengenai frekuensi, distribusi masalah kesehatan dan factor-faktor yang mempengaruhinya ( Nasrul,1998).

1.2. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan epidemiologi.
2. Mengetahui dan memahami jangkauan epidemiologi.


 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perkembangan Epidemiologi
A.    Sejarah Perkembangan
Epidemiologi sebagai suatau ilmu berkembang dari waktu ke  waktu. Hal ini dilatar belakangi oleh beberapa hal, diantaranya :
a. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit.
Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular dan epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal yang berkaitan langsung atau pun tidak langsung dengan penyakit serta masalah kesehatan secara umum. Hal ini berbeda pada zaman John Snow epidemiologi diarahkan untuk masalah penyakit tidak infeksi dan wabah saja.
b.  Perkembangan ilmu pengetahuan lainya, perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku yang berkembang pesat meniupkan angin kesegaran untuk perkembangtan epidemiologi.

Dengan perkembangan tersebut para ahli kesehatan masyarakat dari masa ke masa juga mempunyai perkembangan pandangan terhadap proses terjadinya penyakit yang dikemukakan dengan beberapa konsep atau teori, diantaranya:
1.      Contagion Theory
Teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara satu person dengan person lain. Teori ini di kembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu yang kebanyakan adalah penyakit yang menular karena adanya kontak langsung.Teori ini bermula pada pengamatan terhadap epidemic dan penyakit Lepra di Mesir.
2.      Hippocratic Theory
Teori ini di pelopori oleh Hippocrates yang lebih mengarahkan kausa pada suatu factor tertentu.Menurutnya bahwa kausa penyakit berasal dari alam : cuaca dan lingkungan. Teori ini mampu menjawab masalah penyakit pada waktu itu dan di pakai hingga tahun 1800an dan teori ini ternyata tidak mampu menjawab berbagai penyakit infeksi lain yang mempunyai rantai penularan yang lebih berbelit-belit.

3.      Miasmatic Theory
Teori ini menunjukan gas-gas busuk dari perut bumi yang menjadi kausa penyakit namun tidak dapat menjawab pertanyaan tentang penyebab berbagai penyakit.
4.      Epidemic Theory
Teori ini menghubungnkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan factor geografis. Zat organic dari lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit . Teori ini diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis diare di London.
5.      Thery Kuman (Grem Theory).
Kuman (mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit . Kuman dianggap sebagai kausa tunggal penyakit namun teori ini mendapat t antangan dari berbagai penyakit kronis misalnya jantung dan kanker.
6.      Theory Multi kausa
Teori ini disebut sebagai konsep multi factorial yang menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai factor misalnya interaksi lingkungan yang berupa factor biologis , kimiawi, dan social memegang peranan dalam terjadinya penyakit.

B.     Tokoh-Tokoh Epidemiologi
a.       Antonio Van Leeuwenhoek (1632-1732).
Dia seorang ilmuan yang menemukan Mikroskop, penemu bakteri dan parasit, penemu spermatozoa. Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya.
b.      Robert Koch
Dia memperkenalkan Tubekulin yang dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi Tuberkulosis sebagai perangkap diagnosis tbc pada anak-anak.Dia juga terkenal dengan Postulac Koch yang mengemukakan tentang konsep untuk menentukan kapan mikroorganisme dapat dianggap penyebab suatu penyakit.


c.       Max Van Patternkofer
Dia mengiden tifikasikan penyebab sebuah penyakit , dia ingin membuktikan bahwa vibrio bukanlah penyebab kolera.
d.      John Snow, 1854
Dia menggunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis factor tempat orang dan waktu. Dia dianggap sebagai The Father Of Epidemiology.
e.       Percival Pott
Dia menganalisis tentang meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pewmbersih cerobong asap dan dia menemukan bahwa tar yang terdapat pada cerobong asap itulah yang menjadi biang keladinya. Dia dianggap sebagai bapak epidemiologi modern.
f.       James Lind, 1747
Dia mengamati bahwa ada kelompok tertentu dalam suatu pelayaran panjang yang mengalami Scurvy(kurang vitamin c)hal ini dikarenakan mereka semuanya memakan makanan kaleng. Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.
g.      Dool dan Hill,1950
Mereka adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitia di bidang epidemiologi klinik.(Bustan,1997).

Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.

Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1.      Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2.      Penggunaan data kuantitatif dan statistic
3.      Penularan penyakit
4.      Eksperimen pada manusia
Secara sederhana Sejarah Perkembangan Epidemiologi dapat dibedakan atas empat tahap, yakni :
1.      Tahap Pengamatan.
Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi ). Hasil pengamatan hipocrates berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya karena pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang dikemukakan oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang merupakan landasan perkembangan epidemiologi.
Tahap perkembangan epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap penyakit dan lingkungan.
2.      Tahap Perhitungan
Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara penduduk pria dan penduduk wanita.
3.      Tahap Pengkajian
Tekhnik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat, adanya hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan serta adanya hubungan antara tingkat social ekonomi dengan tingkat kematian penduduk.
Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk.
Tekhnik yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari hasil percobaan, sehingga dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.
4.      Tahap Uji coba
Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun 1774 Lind melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk. Jenner pada tahun 1796 juga melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar terhadap manusia.
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen yaitu:
1.      Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2.      Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat atau kelompok.
3.      Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

2.2. Jangkauan Epidemiologi
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai jangkauan kegiatan tersendiri yang secara sederhana dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1.      Subjek dan Objek Epidemiologi adalah masalah kesehatan
Pada tahap awal Perkembangan Epidemiologi masalah kesehatan yang dimaksud adalah penyakit infeksi dan menular saja, karena pada waktu itu penyakit tersebut mempunyai frekuensi yang tinggi dan menyebar secara meluas di masyarakat.
Pada tahap selanjutnya berdasarkan penelitian, akhirnya diketahui bahwa penyakit yang tidak bersifat infeksi dan menular dapat pula berada dalam frekuensi tinggi serta menyebar secara meluas di masyarakat.  Perkembangan tersebut mendorong bertambahnya ruang lingkup epidemiologi, yaitu mulai pula mencakup penyakit-penyakit yang tidak bersifat infeksi dan menular yang ada di masyarakat.
Pada tahap perkembangan yang mutakhir, ruang lingkup epidemiologi makin lebih dikembangkan yakni telah mencakup semua masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat termasuk masalah kesehatan yang bukan penyakit, seperti program KB, program perbaikan lingkungan pemukiman,program pengadaan tenaga dan sarana pelayanan kesehatan. Cara kerja yang ditempuh sama, yaitu meninjau frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran yang dimaksud.
2.      Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia.
Epidemiolog dalam mempelajari masalah kesehatan berupa penyakit tersebut, memanfaatkan data dari kajian terhadap sekelompok manusia,untuk kemudian sesuai dengan penyebab yang ditemukan dan disusun upaya untuk menanggulanginya.
3.      Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.
4.      Dengan epidemiologi akan diketahui tentang suatu masalah kesehatan termasuk penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut. Cara yang ditempuh adalah dengan menganalisa data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang ada di masyarakat.dengan memanfaatkan keterangan tentang perbedaan frekuensi yang ditemukan di masyarakat kemudian dibantu berbagai macam uji statistik dapat dirumuskan penyebab masalah kesehatan yang dimaksud (Azrul A,1988).

Di era perkembangan tekhnologi seperti saat ini memicu jangkauan epidemiologi semakin meluas. Secara garis besar jangkauan epidemiologi meliputi:
1.      Epidemiologi penyakit Menular: Telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu.
2.      Epidemiologi Penyakit Tidak Menular : Memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit sisdtemik serta berbagai penyakit menahun lainya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalulintas dan penyalah gunaan obat-obatan tertentu.
3.      Epidemiologi Klinik: Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi /dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4.      Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja :bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehtan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja.
5.      Epidemiologi Kependudukan: merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat.
6.      Epidemiologi Kesehatan Jiwa: merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat
7.      Epidemiologi Gizi: dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat.
8.      Epidemiologi Pelayanan Kesehatan : Bentuk ini merupakan salaah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunana rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
9.      Epidemiologi Perilaku
10.  Epidemiologi Genetik
11.  Epidemiologi kesehatan Darurat
12.  Epidemiologi Remaja
13.  Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
14.  Epidemiologi Kausalitas
15.  Epidemiologi Perencanaan.

Semakin luasnya jangkauan epidemiologi karena disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.      Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada dasawarsa terakhir.
2.      Kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kehidupan menjadi komplek
3.      Metode yang digunakan untuk penyakit menular dapat digunakan untuk penyakit non infeksi dan non penyakit.
4.      Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap penyakit non infeksi dan non penyakit.
5.       metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari asosiasi sebab akibat. missal asosiasi rokok dengan karsinoma paru dan asosiasi pelayanan kesehatan kesehatan dengan status kesehatan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Sejarah Perkembangan Epidemiologi dilatar belakangi oleh:
a.       Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola
penyakit.
b.      perkembangan ilmu pengetahuan lainya.
2.      Teori- teori yang menjelaskan tentang proses terjadinuya suatu penyakit yaitu: Contagion Theory, Hippocratic Theory, Miasmatic Theory, Epidemic Theory, Theory Kuman, Theory Multi kausa.
3.      Tokoh-tokoh dalam Sejarah Perkembangan Epidemiologi antara lain: Antonio Van Leeuwenhoek, Robert Koch, Max Van Patternkofer, John Snow, Percival pott, James Lind, Dool dan Hill.
4.      Ruang lingkup epidemiologi dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a.       Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
b.      Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia.
c.       Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.
5.      Secara garis besar jangkauan epidemiologi antara lain:
a.       Epidemiologi Penyakit Menular
b.      Epidemiologi penyakit tidak menular
c.       Epidemiologi Klinik
d.      Epidemiologi Kependudukan
e.       Epidemiologi pelayanan kesehatan
f.       Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja
g.      Epidemiologi Kesehatan Jiwa
h.      Epidemiologi Gizi
i.        Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
j.        Epidemiologi Perencanaan
k.      Epidemiologi Perilaku
l.        Epidemiologi Genetik
m.    Epidemiologi Kesehatan Drurat
n.      Epidemiologi Remaja
o.      Epidemiologi Kausalitas



DAFTAR PUSTAKA

Azwar,Azrul.1988. Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara . Jakarta Barat

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta . Jakarta.

Effendy, Nasrul.1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran . Jakarta

Murti, Bhisma.1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Rinekacipta . Jakarta

Noor,Nasri.2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta . Jakarta.

Notoatmodjo,Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.

http://Epidemiolog.Wordpress.com./2008/11/08/Ruang-Lingkup Epidemiologi.
diakses tanggal 3 September 2009.

http://Epidemiolog.Wordpress.com /2008/05/11/Sejarah Epidemiologi -2.
Diakses tanggal 3 September 2009.

http://Epidemiolog.Wordpress.com./2008/05/11 Dasar Epidemiologi.
Diakses tanggal 3 September 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar